Syi'ah Sesat!!! Buatan Yahudi
Syi'ah dan Zionisme
Benyamin
Netanyahu
Ahmad
Dinejad
Syi'ah
Kelahiran
Syi'ah diawali ketika seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba' muncul dengan
mengaku sebagai seorang Muslim, mencintai Ahlul Bait (keluarga Nabi), ekstrem
dalam menyanjung 'Ali bin Abi Thalib dan mendakwakan adanya wasiat khusus bagi
'Ali untuk menjadi khalifah sepeninggal NabiShallallahu 'Alaihi wa Sallam,
serta pada akhirnya ia mengangkatnya ('Ali) ke tingkat ketuhanan. Ideologi
inilah yang akhirnya diakui dalam buku-buku ajaran Syi'ah.
Al-Qummi,
pengarang buku AI-Maqalat wal Firaq, mengakui dan menegaskan adanya Abdullah
bin Saba' ini dan menganggapnya sebagai orang pertama yang menobatkan 'Ali bin
Abi Thalib sebagai Imam Syi’ah serta kemunculan kembalinya ('Ali) sebelum
kiamat. Abdullah bin Saba’ adalah orang yang pertama mencela Abu Bakar,
'Umar, Utsman, dan para shahabat lainnya." 1)
Begitu
juga an-Nubakhti dalam bukunya Firaqus Syi'ah2), al-Kasyf dalam
bukunya yang terkenal Rijalul Kasyi3), mengakui hal ini, dan sudah
menjadi suatu aksioma bahwa pengakuan adalah bukti yang paling kuat.
Al-Baghdadi
berkata, "Assabaiyyah adalah pengikut Abdullah bin Saba’, yang sangat
ekstrem dalam mengagung-agungkan 'Ali bin Abi Thalib, sehingga ia dianggap
sebagai seorang Nabi, bahkan sebagai Tuhan.”
Masih
menurut AI-Baghdadi, sebagai seorang peranakan orang hitam, Abdullah bin Saba'
sebenarnya seorang Yahudi penduduk Hirah. Dia berupaya menampakkan keislamannya
agar bisa menempati suatu kedudukan dan kepemimpinan di tengah penduduk Kufah.
Karena itu, ia mengatakan kepada penduduk Kufah bahwa ia mendapati dalam kitab
Taurat bahwa setiap Nabi memiliki washi (seorang pewaris yang menjadi khalifah
atau imam) sepeninggalnya. Dan 'Ali adalah orang yang mendapatkan wasiat
langsung dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Asy-Syahrastani
menyebutkan tentang Ibnu Saba' bahwa "la adalah orang yang pertama kali
memunculkan pernyataan keimamahan 'Ali bin Abi Thalib dan adanya wasiat tentang
itu." Dia menyebutkan bahwa, “Sabi’iyyah (pengikut Ibnu Saba') adalah
sekte pertama yang menyatakan tentang hilangnya imam mereka dan akan muncul
kembali di kemudian hari sebelum kiamat."
Ayatullah
Khomeini
Pada masa berikutnya, ideologi ini diwarisi
oleh orang-orang Syi'ah, meskipun mereka terbagi menjadi bermacam-macam
sekte. Sehingga, dapat dapat disimpulkan bahwa pengakuan tentang
keimamahan 'Ali bin Abi Thalib dan kekhalifahannya berdasarkan wasiat langsung
dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalah peninggalan ajaran lbnu Saba'.
Setelah itu, Syi'ah berkembang menjadi berpuluh-puluh sekte dengan berbagai
macam ideologinya.
Maka,
jelaslah bahwa Syi'ah membuat ideologi-ideologi baru seperti adanya wasiat
kekhalifahan bagi 'Ali bin Abi Thalib dan kemunculannya kembali para imam
Syi’ah di kemudian hari. Bahkan mereka mengakui ketuhanan para imam mereka. Hal
ini adalah bukti bahwa mereka mengekor kepada Ibnu Saba’, seorang Yahudi."4)
Syi'ah dan
Rafidhah
Penamaan
Syi'ah dengan Rafidhah dinyatakan sendiri oleh tokoh mereka yang bemama al-
Majlisi dalam bukunya Al-Bihar. Dia menyebutkan empat hadits (berasal dari
mereka sendiri).5)
Mereka
dinamakan Rafidhah karena pemah mendatangi Zaid bin 'AIi bin al-Hussayn seraya
berkata, "Jauhkan diri kamu dari Abu Bakar dan 'Umar, dengan demikian kami
akan bergabung bersamamu." Akan tetapi, Zaid menjawab, "Mereka berdua
adalah sahabat kakek saya, saya tak akan bisa menjauhi mereka, bahkan akan
selalu bergabung dengan mereka dan setia kepada mereka. Lalu mereka berkata,
"Kalau begitu, kami menolakmu." Maka, mereka diberi nama
"Rafidhah", yang berarti golongan penolak. Adapun orang-orang yang
berbaiat dan setuju dengan Zaid diberi nama “Zaidiyyah”6)
Ada
pendapat menyatakan nama Rafidhah disebabkan karena penolakannya atas
kekhalifahan Abu Bakar dan 'Umar,7) Pendapat yang lain
menyatakan Rafidhah yaitu karena penolakannya terhadap Islam.8)
Syi'ah
Kontemporer dan Zionis Israel
M.
Ahmedinejad
Mahmoud Ahmadinejad sebagai simbol perlawanan
Iran terhadap Amerika Serikat berkunjung ke berbagai negara dengan penampilan
sederhana, kemampuan diplomasi yang lugas, tegas dan jelas, mampu menarik
perhatian media massa dan kalangan akademisi di Indonesia, menyaingi
popularitas Osama bin Laden yang dianggap Bush sebagai musuh nomor satu rezim
Amerika Serikat. Berbagai kerja sama bilateral Iran-Indonesia pun digagas
setelah berturut-turut Parlemen Iran yang diketuai Gholam 'Ali Haddad Adel dan
pejabat-pejabat Iran berkunjung ke Indonesia sekaligus beretemu dengan Ketua PP
Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dan Ketua PB Nahdatul Ulama, KH Hasyim
Muzadi. Menyambung serangkaian kunjungun tersebut pada tanggal 4 April 2007
bertepatan dengan 16 Rabi'ul Awwal dan masih dalam suasana Usbu'ul Wahdah
(Minggu Persatuan) yang ditetapkan dan dperingati oleh pemerintah Iran setiap
12-17 Rabi'ul Awwal, yaitu dengan menggelar Konferensi Intemasional Persatuan
Islam.
KH.H.Muzadi
Di Bogor, Indonesia, diselenggarakan Konferensi
Ulama Intemasional Para Pemimpin Islam untuk Irak yang dihadiri sembilan
negara, yaitu Iran, Irak, Mesir, Malaysia, Lebanon, Pakistan, Suriah, Turki,
dan Indonesia, dengan melibatkan tokoh Sunni dan Syi'ah. Apakah rencana
perhelatan ini hasil hasil kolaborasi antara Indonesia dan Iran?
Pemimpin
Syi’ah memang sering kali melakukan kolaborasi dengan mitranya, bahkan
"musuh" sekalipun, demi memenuhi syahwat politik ekspansionis
penyebaran ajaran dan kekuasaan Syi'ah. Ketika Khomeini memegang tampuk
pimpinan Revolusi Iran tahun 1979, dia memerintahkan Jenderal Ahmed Madani
untuk menyerang penduduk kota Arabistan yang non-Syi’ah disebabkan karena
mereka menuntut hak yang telah dirampas oleh Shah Pahlevi sebelum belum
digulingkan. Namun, tuntutan tersebut dijawab oleh Khomeini dengan pembunuhan
dan pengusiran penduduk dari tanah air mereka (Arabistan).
Din
Syamsuddin
Selain
itu, para pemimpin Iran juga melakukan propaganda ekspor revolusi untuk
menumbangkan rezim pemerintah negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Hal ini mereka sampaikan kepada para tamu undangan dari negeri-negeri Muslim
yang hadir pada setiap ulang tahun Revolusi Republik Iran. Sehingga, tidak
mengherankan apabila pasca revolusi Iran memberikan bantuan kepada penguasa
zalim Hafidz al-Asad an Nashifi di Syria untuk melakukan tekanan-tekanan
terhadap terhadap kaum mukminin, dan menanamkan benih-benih fitnah di
negara-negara Teluk seperti Bahrain, Quwait, Qatar, Oman, Abu Dhabi, Dubai,
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab guna memperluas hegemoni kekuasaannya,
sebagaimana pernyataan Presiden pertama Iran, Abolhassan Banisadr9) pada
majalah An-Nahar al-Ar-Abi (23 Maret 1980) sebelum dia dipecat dari
jabatannya bulan Juni 1981 (Dr. Muhammad Malullah, Asy-Sy'i'ah Wa Tahriful
Qur'an, 1402 H/1982 M, Beirut: Daarul Wa'yul Islamy Beirut, terjemahan Pustaka
Mantiq, Solo).
Tidak puas
dengan luas teritorial yang telah dikuasai, Iran pun menyerang Irak dengan
dalih akan menumbangkan rezim Ba'ats pimpinan Saddam Hussein, kemudian membunuh
ribuan rakyat Irak pada tahun 1981 (Perang Teluk I). Persis sebagaimana
yang dilakukan George W Bush la'natullah yang memborbadir Irak karena ingin
menumbangkan rezim Saddam Hussein dengan tuduhan Irak mengembangkan senjata
pemusnuh massal.
Ronald Reagan
Di
pentas dunia, konspirasi internasional skandal Iran Gate terjadi ketika
berkecamuk perang Irak-Iran. Hal ini merupakan persekongkolan rezim Khomeini
dengan presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan, menghadapi penyanderaan agen
CIA, William Buckley, dan beberapa warga asing yang diculik Hezbollah di
Lebanon. Tim negosiator Amerika Serikat yang tergabung dulam National
Security Council (NSC), yakni wakil presiden (saat itu) George H. Bush, Menteri
Luar Negeri George Shultz, Menteri Pertahanan Caspar Weinberger, Direktur
CIA William Casey, Penasehat Keamanan Nasional Robert Mc Farlane, dan Letnan
Kolonel Oliver North berhasil membebaskan sandera, meski agen CIA William
Buckley tewas ditembak. Sebagai kompensasi atas pembebasan sandera
tersebut, Iran meminta imbalan penjualan senjata Amerika Serikat dalam jumlah
besar, di antaranya ribuan rudal antipesawat Hawk, rudal anti-tank dan suku
cadang pesawat terbang, yang sejak Revolusi Iran pecah Amerika Serikat
mengembargo persenjataan bagi Iran. Dan, sebagian senjata-senjata itu
diselundupkan melalui Israel.
George
Shultz
Bush Sr
Pendekatan perjuangan kelas mustadh'afin
terhadap rerim zalimin dijadikan peluang kaum Syi'ah untuk memperluas pengaruh
dan kekuasaan mereka di negeri-negeri Muslim. Sementara itu, propaganda
keberanian menghadapi superpower Amerika Serikat dan kebrutalan Israel secara
terus-menerus didengungkan. Presiden Mahmoud Ahmadinejad dengan lantang
menyuarakan penghapusan Israel dari peta dunia dan kebohongan holokos.
Dan Iran siap menghancurkan instalasi-instalasi penting Amerika Serikat di
seluruh dunia jika Amerika Serikat menyerang Iran karena kasus reaktor
nuklirnya.
Ditengah
nyaringnya tantangan Iran, pernahkah orang bertanya, kapan pemerintah Iran
membantu rakyat Afghanistan menghadapi serangan kebiadaban Amerika Serikat, dan
membantu rakyat atau pemimpin Palestina menghadapi kebrutalan Israel? Pernahkah
Iran menyokong perjuangan rakyat Lebanon menghadapi Israel tanpa reserve bagi
kepemimpinan sekte Syi’ahnya?. Ketika pemimpin Syi'ah Lebanon melakukan
cease fire dengan Israel, Israel pun bebas membantai rakyat Muslim Palestina di
Jalur Gaza. Sementara itu Pemimpin Syi'ah Lebanon, Hassan Nashrallah,
muncul di media-media massa memberikan pernyataan atas kemenangannya menghadapi
Israel.
William
Buckley
Pada
tanggal 21 Juni 2001, dalam majalah online Indianews.com dinyatakan bahwa India
dan Iran mendukung rencana-rencana Amerika Serikat dan Rusia untuk melakukan
serangkaian operasi terbatas terhadap Taliban. Menurut artikel tersebut,
operasi militer itu akan dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat dan Rusia
dengan dukungan dari Uzbekistan dan Tazikistan.
William
Casey
Mengapa Syi’ah begitu bernafsu mengembangkan
pengaruhnya di negeri-negeri Muslim? Dan bagaimana doktrin Syi'ah yang berbeda
dan bertentangan dengan ajaran Islam dapat diinjeksikan kepada umat Islam?
Syi’ah
adalah sebuah agama yang memiliki doktrin penuh manipulasi dengan berkedok
dalam kitab-kitab induk kaum Syi'ah dapat diketahui doktrin-doktrin Syi’ah yang
secara diametral bertentangan dengan al-Qur’an, Hadits dan akidah para shahabat
Nabi. Walaupun di dalam kenyataannya kaum Syi’ah jarang sekali atau bahkan
tidak pernah mengemukakan doktrin mereka di tengah-tengah kaum Muslimin, namun
dalam komunitas Syi’ahnya mereka menyakini doktrin tersebut dengan sepenuh
hati.
Oliver
North
Salah satu sebab mengapa mereka
menyembunyikan doktrin ajarannya adalah apabila doktrin tersebut diajarkan
sebelum seseorang menjadi Syi'ah, pasti akan mendapat banyak
penolakan. Karena, doktrin itu bertentangan dengan ajaran Islam yang
selama ini diketahui umum. Oleh karena itu, merekapun menyembunyikan
ajaran tersebut dengan doktrin taqiyah (berpura-pura), dan mereka menyatakan
bahwa Syi’ah juga sebuah mazhab dalam Islam sebagaimana mazhab-mazhab lain
seperti mazhab Syafi'i, Hambali, Maliki, dan Hanafi.
Caspar
Weinberger
Untuk menggiring seseorang agar menerima
doktrin-doktrin Syi'ah, seseorang harus dijauhkan dulu dari pegangan pokok
ajaran Islam, yaitu al-Qur'an dan hadits. Misalnya, pertama,
mereka mengatakan bahwa mushaf al-Qur’an yang ada sekarang ini (mushaf
Utsmaniy) perlu dikaji dan dikritisi karena mengandung subjektivitas dan
kepentingan-kepentingan politis untuk memojokkan shahabat 'Ali radhiyallahu
'anhu yang seharusnya menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam. Sehingga, terjadilah penambahan dan pengurangan (tahrif)
terhadap ayat-ayat al-Qur'an dalam mushaf tersebut. Mushaf Utsmany yang selama
ini diaku adalah untuk mengecoh kaum Muslimin. Di sisi lain, kaum Syi'ah
memiliki mushaf al-Qur'an sendiri.
Kedua, kitab
Hadits yang menjadi pegangan kaum Muslimin sekarang ini mereka klaim sebagai
kitab Hadits yang disusun oleh perawi-perawi yang cacat dan munafik sehingga
tidak layak dijadikan rujukan. Dan beberapa cara lain juga mereka gunakan untuk
mendiskreditkan ajaran-ajaran Islam atas nama para shahabat Nabi Shallallahu
'Alaihi wa Sallam.
Ada
tujuh belas doktrin Syi'ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum Muslimin
sebagai langkah taqiyyah (menyembunyikan Syi'ahnya) sebagai berikut:
- Dunia dengan seluruh isinya adalah milik
para imam Syi'ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa yang
dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendakinya (al-Kulaini,
Ushulul Kafi, hlm. 259, cet. India). Jelas doktrin semacam ini
bertentangan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, surat al-Araf 7:128:
"Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia karuniakan kepada siapa
yang Dia kehendaki”.Kepercayaan Syi'ah di atas menunjukkan penyetaraan
kekuasaan para imam dengan AIIah dan doktrin ini merupakan aqidah syirk.
- 'Ali bin Abi Thalib yang diklaim sebagai imam Syi’ah
yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang
zhahir dan yang batin, sebagaimana termaktub dalam surat al-Hadid 57:3
(Rijalul Kashi hlm. 138) Doktrin
semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi'ah yang berdusta atas nama
Khalifah 'Ali bin Abi Thalib. Dengan doktrin semacam ini Syi'ah
menempatkan 'Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu
daya Syi'ah terhadap kaum Muslimin dan kesucian akidahnya.
- Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah, dan
tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushulul
Kafi, hlm. 83)
- Amirul Mukminin 'Ali bin Abi Thalib oleh Syi'ah
dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka,
memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya,
mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara
rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang gaib (Ushulul Kafi, hlm. 84).
- Keinginan para imam Syi'ah adalah keinginan Allah juga
(Ushulul Kafi, hlm. 278)
- Para imam Syi'ah mengetahui kapan datang ajalnya dan
mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak
mengetahui hal-hal semacam itu, maka tentu ia tidak berhak menjadi imam
(Ushulul Kafi, hlm. 158)
- Para imam mengetahui apa pun yang tersembunyi dan dapat
mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena
mereka mengetahui hal gaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushulul Kafi,
hlm. 193)
- Allah bersifat bala’ yaitu baru
mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi, para imam telah
mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kafi, hlm. 40).
Menurut al-Kulaini, Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin ‘Ali
akan mati terbunuh. Menurut pada mulanya Tuhan tidak tahu, karena itu
Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan
tetapi, imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh
karena itu, menurut doktrin Syi’ah, Allah bersifat bala’. (Ushulul Kafi, hlm.
232)
- Para imam Syi'ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga
penerjemah ilmu Allah. Para imam bersifat maksum (bersih dari kesalahan
dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa). Allah menyuruh manusia untuk
menaati imam Syi'ah, tidak boleh mengingkarinya, dan mereka menjadi hujjah
(argumentasi kebenaran) Allah atas langit dan bumi. (Ushulul Kafi, him.
165).
- Para imam Syi'ah sama dengan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (Ibid).
- Yang dimaksud para imam Syi'ah adalah
'Ali bin Abi Thalib, Husein bin 'Ali, Hasan bin 'Ali, dan Muhammad bin
'Ali (Ushulul Kafi, hlm.109).
- Al-Qur'an yang ada sekarang telah
berubah, dikurangi, dan ditambah (Ushulul Kafi, hlm. 670). Salah satu
contoh ayat al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat al-Qur'an,
surah an-Nisa' 4:47, menurut versi Syi'ah berbunyi: "Ya
ayyuhalladzina uwtul kitaba aminu bima nazzalna fi 'Aliyyin
nuranmubinan" (Fashlul Khithab, hlm. 180)
- Menurut Syi'ah, al-Qur'an yang dibawa
Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang
hanya 6660 ayat (Ushulul Kafi, hlm. 671)
- Menyatakan bahwa Abu Bakar, 'Umar,
Utsman bin Affan, Muawiyah, "Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam
adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi; mereka ini adalah
musuh-musuh Allah. Barangsiapa yang tidak memusuhi mereka, maka
tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan imam-imam Syi'ah
(Haqqul Yaqin, hlm. 519 oleh oleh Muhammad Baqir al-Majlisi).
- Menghalalkan nikah Mut'ah, bahkan
menurut doktrin Syi'ah orang yang melakukan kawin Mut'ah empat kali
derajatnya sama tingginya dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam (Tafsir Minhajush Shadiqin, hlm. 356, oleh Mullah Fathullah
Kasani).
- Menghalalkan tukar-menukar budak
perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata mereka, Imam
Ja’far berkata kepada temannya, ‘Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini
sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi
kepadaku" (Al-Istibshar III, hlm. 136 oleh Abu Ja'far Muhammad Hasan
ath-Thusi).
- Rasulullah dan para shahabat akan
dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi, sebelum hari kiamat,
akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan 'Umar yang ada di
dekat kuburan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Setelah
dihidupkan, kedua orang ini akan disalib. (Haqqul Yaqin, hlm. 360
oleh Mulla Muhammad Baqir al-Majlisi).
Ketujuh
belas doktrin Syi'ah di atas, apakah dapat dianggap sebagai aqidah Islam
sebagaimana dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan dipegang
teguh oleh para shahabat serta kaum Muslimim yang hidup sejak zaman tabi'in
hingga sekarang?. Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah itu bagian dari
umat Islam? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak
mengkafirkan akidah Syi'ah ini, maka dia termasuk kafir.
Kitba-kitab
yang disebutkan di atas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah
yang posisinya seperti halnya kitab- kitab Hadits Imam Bukhari, Muslim, Ahmad
bin Hambal, Nasa'i, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah bagi kaum
muslimin. Oleh karena itu, dengan tegas harus ditolak upaya-upaya untuk
menanamkan kesan bahwa Syi'ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda
dalam beberapa hal yang tidak prinsip.
Catatan
kaki:
- Al-Qummi, al-Maqalat wal Firaq, hlm. 10-21
- Firaqus Syi’ah, hlm. 19-20
- Lihat al-Kasyi membawakan beberapa riwayat
tentang Ibnu Saba’ dan akidahnya, hlm. 170-174 dan 106-108.
- Ushul I’tiqad Ahlus-Sunnah wal Jama’ah, hlm.
1/22-23.
- Al-Majlisi, al-Bihar, hlm. 68, 96, 97
(termasuk referensi modern mereka).
- Syaikh Abdullah al-Jibrin, at-Ta’liqat ala
Matni lum’atil I’tiqad, hlm. 108.
- Maqalatul Islamiyyin, hlm. 1/89.
Footnote oleh: Mahyuddin Abdul Hamid.
- Maqalatun Islamiyyin, hlm. 1/89.
- Abolhassan Banisadr adalah presiden pertama
Iran sejak negara itu berbentuk republik, yakni sejak dijatuhkannya Shah
Reza Pahlevi pada 1979.
Sumber:
Syi’ah, Menguak Tabir Kesesatan dan Penghinaannya Terhadap Islam, Bab I, hal.
30-39, oleh. Drs. Muhammad Thalib
Comments